22/01/12

Pendekatan Pembelajaran SAVI

a. Pengertian Pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI diperkenalkan pertama kali oleh Dave Meier. Meier (Sidjabat, 2008) mengemukakan bahwa manusia memiliki empat dimensi yakni: tubuh atau somatis (S), pendengaran atau auditori (A), penglihatan atau visual (V), dan pemikiran atau intelektual (I). Bertolak dari pandangan ini, ia mengajukan model pembelajaran aktif yang disingkat SAVI yaitu somatis yang bermakna belajar dengan berbuat; auditori yang bermakna belajar dengan berbicara dan mendengarkan; visual yang bermakna belajar dengan mengamati dan menggambarkan; serta intelektual yang bermakna belajar dengan berpikir dan merenung. Dengan demikian, belajar bisa terjadi secara optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam proses pembelajaran, yaitu menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua inderanya.
Menurut Warta (2010: 40), “Pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki oleh siswa”. Dari pengertian ini, jelas bahwa pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua inderanya dalam proses pembelajaran.
Meier (Sidjabat, 2009) mengajukan sejumlah prinsip pokok dalam belajar dengan menggunakan pendekatan SAVI, yaitu sebagai berikut.
1) Belajar melibatkan seluruh tubuh dan pikiran.
2) Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi.
3) Kerjasama membantu proses belajar.
4) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri.
6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
7) Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

b. Unsur-Unsur Pendekatan SAVI
Adapun unsur-unsur dalam pendekatan SAVI (Herdian, 2009), yaitu sebagai berikut.
1) Belajar somatis adalah belajar dengan bergerak dan berbuat. Kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a) Membuat model dalam suatu proses.
b) Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep.
c) Mendapatkan pengalaman, lalu membicarakannya dan merefleksikannya.
d) Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan lain-lain)
2) Belajar auditori (A), kegiatan mendengar dan berbicara. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a) Membaca keras dari bahan sumber.
b) Membicarakan apa yang dipelajari dan bagaimana menerapkannya.
c) Memperagakan sesuatu dan menjelaskan apa yang dilakukan.
3) Belajar visual (V), kegiatan melihat, mengamati, memperhatikan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a) Mengamati gambar dan memaknainya.
b) Melihat benda tiga dimensi.
c) Pengamatan lapangan.
d) Dekorasi warna-warni.
4) Belajar intelektual (I), kegiatan mencipta, merenungkan, memaknai, memecahkan masalah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut.
a) Pemecahan masalah
b) Menganalisis pengalaman.
c) Melahirkan gagasan kreatif.
d) Merumuskan pertanyaan.

c. Karakteristik Pendekatan SAVI
Sesuai dengan singkatan dari SAVI yaitu somatic, auditory, visual dan intelektual, maka karakteristik pendekatan SAVI ada empat bagian (Herdian, 2009), yaitu sebagai berikut.
1) Somatik
Somatik atau somatis berasal dari bahasa yunani yaitu soma. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Dengan demikan, pembelajaran somatik adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).
2) Auditori
Belajar dengan berbicara dan mendengar. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan oleh guru bahwa ternyata pikiran lebih kuat dari yang dipikirkan, telinga akan terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa disadari. Ketika berbicara maka beberapa bagian penting di otak akan menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan bahwa di dalam pembelajaran, siswa hendaknya diajak untuk membicarakan apa yang sedang mereka pelajari dan menerjemahkan pengalamannya dengan suara.
3) Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Oleh sebab itu, siswa akan lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dipelajarinya, misalnya kepada guru atau sebuah buku serta melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya.
4) Intelektual
Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Seorang pembelajar intelektual akan melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal dengan menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

Daftar Pustaka
Herdian (2009). Model Pembelajaran SAVI. [Online]. http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-savi. [11 Nopember 2011].
Roebyarto (2008). Pendekatan SAVI. [Online]. Tersedia : http://roebyarto. multiply.com/journal/item/21. [27 Nopember 2011].
Warta (2010). Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III MI Cipeundeuy Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang terhadap Materi Membandingkan Pecahan Sederhana. Skripsi PGSD UPI Kampus Sumedang : Tidak Diterbitkan.